Berserah di Getsemani

| Senin, April 20, 2015 |

Markus 14:34 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah."

Pernahkah Anda merasa kesepian? Pernahkah Anda merasa seolah-olah teman dan keluarga telah meninggalkan Anda? Pernahkah Anda merasa tidak dimengerti? Pernahkah Anda sulit untuk memahami atau tunduk pada kehendak Allah atas hidup Anda?

Jika demikian, maka Anda bisa merasakan apa yang Yesus alami ketika Ia bersedih di Getsemani. 

Kitab Ibrani mengatakan pada kita, "Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya (4:15-16).

Alkitab mengatakan bahwa Yesus adalah seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan (Yesaya 53:3). Namun kesedihan yang Dia rasakan di Taman Getsemani pada malam sebelum penyaliban-Nya tampaknya menjadi puncak dari semua kesedihan yang pernah Ia rasakan, dan yang akan mencapai klimaksnya di hari berikutnya. Kemenangan utama yang berlangsung di Kalvari pertama kali disempurnakan di bawah pohon-pohon zaitun tua nan keriput di Taman Getsemani.

Menarik untuk diketahui bahwa kata Getsemani berarti "tempat pemerasan buah zaitun." Buah zaitun diperas disana untuk diambil minyaknya, dan benar saja, itu pun yang terjadi pada Yesus. Saat itu, Yesus sedang ditekan dari segala sisi untuk membawa kehidupan bagi kita. Dan menurut saya, kita tak akan pernah bisa mengukur penderitaan yang sedang Ia hadapi.

Tapi lihatlah apa yang telah Ia capai. Ia membawa keselamatan buat Anda dan saya. Karena apa yang telah Yesus lalui di Taman Getsemani dan akhirnya di atas kayu saliblah, kita bisa memanggil nama-Nya. Meskipun pederitaan-Nya adalah transisi yang memilukan dan mengerikan, penyaliban-Nya harus terjadi sebagai tujuan utama pelayanan-Nya.

Mungkin saat ini Anda tengah berada dalam satu titik krisis dalam hidup Anda - Getsemani Anda. Anda memiliki kehendak; Anda tahu apa yang Anda inginkan. Namun Anda dapat merasa bahwa kehendak Tuhan berbeda.

Maukah Anda membiarkan Tuhan memutuskannya untuk Anda? Apakah Anda bersedia berkata, "Tuhan, aku serahkan kehendakku kepada-Mu. Bukan kehendakku, tapi kehendak-Mu yang jadi? Percayalah, Anda tidak akan menyesal membuat keputusan itu.

Bacaan Alkitab Setahun :
Hakim-hakim 14-17; Lukas 7:1-30

Pengorbanan Tuhan luar biasa untuk keselamatan umat-Nya. Percayalah kepada-Nya (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top