Hamba Yang Rendah Hati

| Sabtu, September 27, 2014 |

1 Petrus 5:5 "Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

Hamba yang sejati selalu berusaha untuk rendah hati. Seorang hamba tidak mempromosikan dirinya atau menarik perhatian orang lain. Ketimbang berlagaK supaya mengesankan orang lain atau bertingkah bak orang yang sukses, mereka harus "rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain" (1 Petrus 5:5). 

Kalaupun mereka diakui atas pelayanan mereka, para hamba sejati ini dengan rendah hati menerimanya tapi tidak membiarkan ketenarannya itu mengalihkan perhatian mereka dari pekerjaan mereka. Paulus membongkar pelayanan ini, yang kelihatannya rohani, tapi ternyata hanya sebuah pertunjukan, akting, untuk mendapat perhatian. Dia menyebutnya "pelayanan mata," melayani untuk mengesankan orang lain betapa spiritualnya kita (Efesus 6: 6; Kolose 3:22). 

Itu yang diakukan orang Farisi. Mereka membantu orang lain, memberi, dan bahkan berdoa, dan menjadikannya sebuah pertunjukan hebat yang ditonton orang banyak. Yesus membenci sikap ini dan memperingatkan, "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga" (Matius 6:1). 

Bermegah diri dan melayani tidak bisa dicampuraduk. Hamba yang sejati tidak melayani untuk mendapatkan pengakuan atau tepuk tangan dari orang lain. Mereka hidup untuk satu Penonton. Seperti kata Paulus, "Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus" (Galatia 1:10).

Anda tidak akan menemukan banyak hamba yang sejati yang berdiri di bawah sorotan lampu; mereka menghindarinya sebisa mungkin. Mereka sudah puas hanya dengan melayani tanpa gembar gembor dan dalam bayang-bayang.

Yusuf adalah satu contoh yang pas. Dia tidak berusaha menarik perhatian orang lain, tapi dengan diam melayani Potifar, lalu si kepala penjara, lalu kepala juru roti dan kepala juru minuman Firaun, dan Allah memberkati sikapnya itu. Ketika Firaun mempromosikannya menjadi orang penting di kerajaan, Yusuf tetap mempertahankan hatinya yang menghamba, bahkan kepada saudara-saudaranya yang sudah mengkhianatinya.

Sayangnya, banyak pemimpin hari ini yang memulai karirnya sebagai pelayan tetapi berakhir sebagai selebriti. Mereka kecanduan perhatian, tak sadar bahwa selalu berada dalam sorotan perlahan-lahan telah membutakan Anda.

Anda mungkin melayani dalam ketidakjelasan di satu tempat terpencil, merasa tidak dikenal dan tidak dihargai. Dengar: Allah menempatkan dimana Anda berada untuk satu tujuan! Dia tahu setiap helai rambut di kepala Anda, dan Dia tahu alamat Anda.

Bacaan Alkitab Setahun :
Yesaya 1-3; Efesus 2

Allah menempatkan dimana Anda berada untuk satu tujuan! Tetaplah lakukan apa yang menjadi bagian Anda.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top